Alga Sebagai Bahan Kosmeseutikal

 


Alga Sebagai Bahan Kosmeseutikal

Penulis: Nurlena


          Perairan laut Indonesia memiliki beberapa jenis tumbuhan laut, salah satunya didominasi oleh tumbuhan alga merah (Rhodophyceae) sebanyak 452 jenis. Selain itu, terdapat sekitar 196 jenis alga hijau (Chlorophyceae) dan sekitar 134 jenis alga coklat (Phaeophyceae) yang tumbuh serta menempati perairan laut di Indonesia (Pakidi, 2016). Rumput laut (alga) merupakan makroalga yang umumnya memiliki thallus dan pigmen fotosintetik untuk memproduksi makanan dan oksigen dari karbondioksida dan air. Rumput laut diklasifikasikan berdasarkan warna pigmennya. Rumput laut hijau (Chlorophyta) mengandung klorofil sebagai pigmen utamanya. Alga coklat (Phaeophyta) mengandung pigmen fucoxantin. Dan alga merah (Rhodophyta) mengandung pigmen-pigmen seperti phycoerythrine, phycocyanin, phycobilins, klorofil a,β-karoten, dan xanthophyl (Kasanah et al., 2015).

         Alga atau ganggang adalah organisme fotosintetik, sering disebut sebagai "tanaman kasta rendah" karena struktur sederhana dan metode reproduksi. Habitat alga ada di tanah, air tawar, payau dan laut. Secara umum, alga terbagi ke dalam dua jenis, makroalga dan mikroalga. Makroalga atau biasa dikonsumsi sebagai “rumput laut" yang merupakan organisme multisel dengan keragaman bentuk dan ukuran, dan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan pigmentasi, yakni rumput laut coklat (Phaeophyceae), rumput laut merah (Rhodophyceae) dan ganggang hijau (Chlorophyceae). Berbeda dengan makroalga, mikroalga adalah organisme mikroskopis dan dapat diklasifikasikan ke dalam ganggang biru-hijau (Cyanobateria), diatom (Bacillariophyta) dan dinoflagellata (Dinophyceae).


Gambar 1. Jenis-jenis alga


          Penelitian membuktikan bahwa alga laut memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang, seperti nutraseutikal, farmaseutikal, terutama kosmeseutikal. Kandungan alga laut telah banyak diteliti dan memiliki potensi yang luar biasa menjanjikan untuk dikembangkan di bidang kosmeseutikal. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kosmetika yang berasal dari bahan alami memberikan peluang bagi penggunaan rumput laut sebagai bahan baku kosmetika. Soraya (2002) menyatakan bahwa para ahli kosmetik dan kecantikan sepakat ekstrak koloid dari rumput laut menunjukkan kompatibilitas yang tinggi dalam sediaan kosmetik sehingga baik untuk perawatan kulit. Kosmeseutikal adalah bidang yang pertumbuhannya paling cepat dari industri skin care.

          Kosmeseutikal sangat berkontribusi untuk industri kosmetik. Meskipun efeknya mungkin relatif kecil dan memerlukan waktu yang relatif tidak singkat, produk ini dapat meningkatkan penampilan dan kesehatan kulit apabila dilakukan penggunaan yang terus menerus secara teratur selama periode waktu tertentu. Hal inilah yang merupakan letak kesempatan besar untuk mengeksplorasi lebih luas di bidang kosmeseutikal. Perbedaan antara kosmetik dan kosmeseutikal pada dasarnya adalah komponen yang terkandung di dalamnya. Menurut Federal Food, Drug dan Act (FDA) Amerika Serikat, kosmetik didefinisikan sebagai sesuatu yang digosok, dituangkann, ditaburi, atau disemprotkan atau diterapkan pada tubuh manusia atau dengan tujuan untuk membersihkan atau mempercantik penampilan. Sedangkan kosmeseutikal dapat memperbaiki penampilan dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan kulit agar senantiasa sehat. Biasanya kosmeseutikal mengklaim untuk memperbaiki warna kulit, tekstur, dan kontur cahaya, sekaligus mengurangi kerutan.

          Kosmeseutikal merupakan produk kosmetik yang memiliki efek medis atau memiliki keuntungan mengobati seperti obat (drug-like effects) yang dapat mempengaruhi fungsi biologis kulit karena bahan fungsional yang dikandungnya. Contoh penggunaan kosmeseutikal yaitu pada produk perawatan kulit (skin care). Produk tersebut memperbaiki tekstur kulit dengan mendorong pertumbuhan kolagen dan memerangi efek berbahaya dari radikal bebas, dengan demikian struktur keratin akan dipertahankan dalam kondisi baik dan kesehatan kulit senantiasa terpelihara. Berdasarkan hasil review dari penelitian-penelitian yang dijadikan referensi, alga laut memiliki potensi besar dalam kosmeseutikal. Manfaat alga laut dalam kosmeseutikal diantaranya: proteksi terhadap radiasi UV, antioksidan, regenerasi kulit, menghambat pembentukan melanin (whitening agent), antibakteri, berperan dalam sintesis kolagen, pelembab dan penghidrasi kulit (moisturizing agent), serta antibakteri.

Gambar 2. Mekanisme Alga terhadap Radiasi sinar UV


          Pada dasarnya ada tiga mekanisme alga dalam menghadapi paparan UV (Gambar 2) yaitu menghindar, berlindung dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Pertama, alga menghindari radiasi UV dengan cara bermobilisasi ke habitat yang lebih terlindung. Kedua, alga dapat membentuk pelapis pelindung atau menggunakan tabir surya. Ketiga, alga dapat memperbaiki kerusakan yang terjadi akibat paparan UV tersebut.

          Schmid et al, melakukan eksperimen dan membuktikan bahwa ekstrak alga Porphyra umbilicalis mampu mengurangi kerusakan akibat paparanUVA, mempertahankan kehalusan dan kekencangan kulit serta mencegah penuaan kulit dini. Ekstrak Porphyra umbilicalis mengandung MAA (mycosporine-like amino acids), yang mampu mengurangi kerusakan akibat UVA pada kulit melalui dua mekanisme. MAA mampu menyerap radiasi UVA, sehingga mencegah kerusakan DNA. Zat antioksidan dalam ekstrak Porphyra umbilicalis mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh ROS (reactive oxygen species). Porphyra rosengurttii juga mengandung MAA (mycosporine-like amino acids) yang bersifat antioksidan terhadap kerusakan akibat radiasi sinar.

          Penelitian lainnya yaitu kandungan senyawa lutein yang melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan UV. Lutein merupakan produk dari alga intraseluler ditemukan pada Scenedesmus almeriensis. Senyawa bioaktif lain yang merupakan antioksidan dan agen yang memperbaiki kerusakan dan penuaan akibat paparan sinar UV adalah fukoidan. Fukoidan dapat bermanfaat sebagai antioksidan, anti penuaan (antiaging), antikoagulan, dan antiinflamasi. Fukoidan telah diteliti terkandung dalam alga Laminaria saccharina.

          Alga berikutnya yang bersifat antioksidan adalah Dunaliella salina. D. salina mengandung β-karoten yang mencapai 14% dari bobot keringnya. D.salina merangsang proliferasi sel dan secara positif mempengaruhi metabolisme kulit. Aktivitas kosmeseutikal lain dari senyawa bioaktif alga laut adalah menstimulasi kolagen sebagai anti kerutan (penuaan). Ekstrak fosfolipid dari Chlorella vulgaris telah digunakan untuk regenerasi jaringan dan juga untuk pengurangan kerut dengan cara menstimulasi sintesis kolagen di kulit, penuaan kulit, dan memberikan efek kulit yang lebih kencang. 



Gambar 3. Contoh produk kosmeseutikal dari bahan alga merah




REFRENSI

Amaranggana, L., & Wathoni, N. (2017). Manfaat alga merah (Rhodophyta) sebagai sumber obat dari bahan alam. Majalah Farmasetika, 2(1), 16-19.

Kasanah, Noer., Triyanto, Drajad S.S., Windi Amelia, dan Alim Isnansetyo (2015). Indones. J. Chem., 2015, 15 (2), 201 – 209.

Lestari, i. l., & mita, s. r. (2016). potensi alga laut dan kandungan senyawa biologisnya sebagai bahan baku kosmeseutikal. Farmaka, 14(1), 114-126.

Pakidi, C.S., Hidayat, S.S. 2016. Potensi dan Pemanfaatan Bahan Aktif Alga Coklat Sargassum sp. Jurnal Ilmu Perikanan Octopus. 5(2).

Schmid D, Schürch C, Zülli F. Mycosporine-like amino acids from red algae protect against premature skin-aging. (2006). Euro Cosmetics, 9: 1-4.

Soraya N. 2002. Bahan Kosmetik Alami. http://www.pikiranrakyat.com. [20 September 2012].



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
For More Information:
Email            : bioindustryinnovation@gmail.com
Instagram    : bic_unas
Facebook    : BIC Unas




Comments

Popular posts from this blog

Aspergillus niger sebagai Jamur Fungsional dalam Bidang Pertanian

Pemanfaatan Bulu Babi (Diadema Setosum) sebagai Sumber Pangan

Manfaat Saccharomyces cerevisiae Pada Bidang Peternakan