Potensi Spirulina Platensis Sebagai Bahan Perawatan Kulit
Penulis : Afifah Hafillah
Spirulina
adalah mikroalga berfilamen mengambang bebas dengan karateristik filamen
spiral. Pada umumnya disebut Arthrospira,
termasuk dalam kelas cynobacteria
dengan kemampuan fotosintesis yang khas Spirulina menonjol karena kandungan
proteinnya yang tinggi dan adanya asam lemak esensial, vitamin, dan mineral.
Keanekaragaman dan keserbagunaan dari Spirulina mempromosikan penerapannya
dalam berbagai produk industri, dari biofuel, hingga suplemen makanan dan
kosmetik bernilai tinggi (Slocombe et al., 2017)
Gambar 1. Spirulina platensis secara mikroskopis (sumber : algae.ihb.ac.cn)
Spirulina saat ini telah menjadi tren,
salah satunya sebagai perawatan kulit karena kandungannya yang kaya akan
manfaat. Produk Spirulina yang sering dijumpai di pasar adalah sebagai
anti-aging, termasuk pelembab, antioksidan dan sifat mencerahkan, kedua sebagai
anti jerawat, dan penyembuhan luka (Ragusa et al., 2021). Selain itu, Spirulina
juga dapat menjadi anti inflamasi, anti kanker, anti bakteri, imunomodulator,
serta sebagai pelindung dari sinar matahari. Banyak penelitian ilmiah juga
menunjukkan bahwa Spirulina kaya akan kandungan protein (50-70%), asam lemak
essensial, dan nutrisi lain seperti mineral, vitamin, dan lain-lain (Furmaniak
et al., 2017). Terlebih lagi, Spirulina memiliki berbagai senyawa fitokimia
seperti asam fenolik, tokoferol dan ß-karoten, yang semuanya diketahui
menunjukkan sifat antioksidan yang kuat (Sahin et al., 2018).
Spirulina dapat dijadikan pelembab karena
Spirulina dapat memperbaiki struktur epidermis dan bertindak sebagai
penghidrasi kulit pada lapisan terluar kulit, terutama untuk perlindungan
kulit, anti penuaan dan untuk mengontrol minyak berlebih di dalam jaringan
kulit (Delsin et al., 2015). Aspek penting yang dapat menyebabkan penuaan kulit
adalah kurangnya peptida dalam matriks ekstraseluler dermis. Peptida adalah
rantai pendek residu asam amino yang terlibat dalam beberapa proses fisiologis,
seperti inflamasi atau peradangan, respon imun dan remodeling kulit, serta
menstimulasi sintesis dari struktural protein (kolagen dan elastin). Oleh
karena itu, produk kosmetik yang kaya akan peptida dapat mencegah timbulnya kerutan
dan tanda-tanda penuaan.
Spirulina, terutama Spirulina yang telah
difermentasi, mengandung senyawa peptida yang sangat bermanfaat sebagai sumber
anti penuaan (Castro et al., 2019). Spirulina yang dikenal akan tingginya
antioksidan ini juga dapat mengurangi hiperpigmentasi kulit, melindungi kulit
dari kerusakan akibat sinar matahari (misalnya, photoaging) dengan menghambat kerusakan dermis. Selain itu, dalam
menangani hiperpigmentasi kulit yang tujuan akhirnya adalah mencerahkan kulit,
strategi yang paling dapat diandalkan untuk mengatasi masalah ini adalah
menggunakan inhibitor tirosinase. Oleh karena itu, Spirulina dapat menjadi
alternatif inhibitor tirosinase yang lebih aman. Gabungan dari sifat
antioksidan dan antiinflamasi dari Spirulina dapat memberikan efek anti tumor
terhadap iradiasi UVB di kulit sehingga hal ini menjadi peran penting dalam
pencegahan kanker kulit (Costa et al., 2017).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Darvin et
al. (2015) dan Costa et al. (2017), diketahui Spirulina memiliki komponen
bioaktif yang diakui sebagai bahan baku potensial untuk membuat suplemen untuk
perawatan kulit. Costa dkk. (2017) melakukan uji coba terkontrol secara acak,
dimana 45 orang wanita berusia 40-60 tahun mengkonsumsi 2,8g/hari Spirulina.
Didapatkan hasil berupa sebuah perbaikan yang signifikan pada kulit, rambut dan
kuku setelah 90 hari pengamatan. Senyawa bioaktif dari Spirulina, seperti c-phycocyanin (C-PC) dan b-karoten,
menunjukkan aktivitas antioksidan yang baik, antiinflamasi, imunomodulator, dan
sifat fotoprotektif.
Kandungan senyawa bioaktif yang tinggi pada Spirulina menjadikannya banyak diminati oleh para peneliti untuk dijadikan bahan dasar dalam pembuatan kosmetik. Hasil penelitian menunjukan bahwa 45 wanita yang berumur 40-60 tahun diberi asupan Spirulina sebanyak 2,8 gram per hari mengalami peningkatan kualitas kulit, rambut, dan kuku setelah 90 hari observasi. Adanya kandungan Cphycocyanin (C-PC) dan β-carotene pada Spirulina menjadikannya sebagai sumber antioxidant, antiinflamatory, immunomodulatory, dan photoprotective yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi antara antioxidant dan anti-inflamatory pada Spirulina dapat menangkal radiasi UVB pada kulit (Costa et al., 2017).
Daftar Pustaka
Castro
EM, Shannon E, Abu-Ghannam N. 2019, Effect of Fermentation on Enhancing the
Nutraceutical Properties of Arthrospira platensis (Spirulina) Fermentation
Vol.
5 No.1, 1-16.
Costa
JAV, Barbieri Moro, GM, de Moraes Vaz Batista Filgueira D, Corsini E. Bertolin
TE. 2017. The potential of Spirulina and its bioactive metabolites as ingested
agents for skin care. Industrial Biotechnology
Vol 13 No 5, 244-252.
Darvin
ME, Jung S, Schanzer S, et al., 2015, Influence of the systemic application of
blue-green Spirulina platensis algae on the cutaneous carotenoids and elastic
fibers in vivo Cosmetics
Vol.2, 302–312.
Delsin, S. D., et al. 2015. Clinical efficacy
of dermocosmetic formulations containing Spirulina extract on young and mature
skin: effects on the skin hydrolipidic barrier and structural properties. Clin
Pharmacol Biopharm 4.144.
Furmaniak, Magda A., et al. 2017. Edible
cyanobacterial genus Arthrospira: actual state of the art in cultivation
methods, genetics, and application in medicine. Frontiers in microbiology 8.
Ragusa, I., Nardone, G.N., Zanatta, S., Bertin,
W. and Amadio, E., 2021. Spirulina for Skin Care: A Bright Blue Future. Cosmetics, 8(1).
Sahin, Oya, and A. R. Z. U. Akpinar Bayizit.
2018. Evaluating the impact of geothermal water on growth, lipid accumulation and
fatty acid composition by Spirulina
platensis.
Slocombe, S.P. and Benemann, J.R. eds.,
2017. Microalgal production for biomass and high-value products.
CRC Press.
Comments
Post a Comment