PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

 

PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT

Penulis: Adelia Hasna Trisna Putri

 

                  Perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang di 22 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia. Sejauh ini pemanfaatan limbah padat kelapa sawit untuk menghasilkan energi baru terbatas sebagai bahan bakar padat pada ketel (boiler), terutama untuk limbah padat yang berupa cangkang/tempurung dan serabut, untuk limbah tandan kosong sawit, pemanfaatan sebagai bahan bakar padat boiler mempunyai konstrain atau penghambat yaitu pada tingginya kandungan air (moisture) 60% dan polusi yang dihasilkan (Surjosatyo dan Vidian, 2004).

Gambar 1. Kelapa sawit

                  Limbah tandan kosong sawit sejauh ini tidak digunakan sebagai sumber energi, sehingga permasalahan yang kemudian timbul adalah melimpahnya jumlah limbah yang tertimbun. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, di antaranya adalah dengan mengirimkan kembali tumpukan limbah tersebut ke areal perkebunan dan menggunakannya sebagai mulsa dan pupuk alami. Ada pula yang kemudian membakarnya di areal terbuka tanpa mendapatkan manfaat lain yang mungkin jauh lebih berharga (Marjohan dan Rudianto, 2011).

Gambar 2. Limbah padat sawit yang digunakan sebagai bahan baku Bio-pellet

(a) tandan kosong, (b) cangkang dan (c) bungkil kernel (Marjohan dan Rudianto, 2011)

                  Memanfaatkan potensi limbah yang besar tersebut sebagai bahan baku bio-pellet, yaitu sebuah produk energi yang dapat diperbaharui (renewable energy) dan berorientasi ekspor serta bernilai tambah secara ekonomis dan juga tentu saja menguntungkan bagi lingkungan. Semua karakteristik bio-pellet yang dihasilkan dari keseluruhan rasio/komposisi memenuhi persyaratan dari standar bio-pellet yang berlaku (standar PFI, standar EN 14961-1. Berdasarkan pada nilai kalori yang tinggi, kadar abu yang relatif rendah serta ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, maka usaha/produksi bio-pellet berbahan baku limbah padat sawit sangat berpotensi untuk dikembangkan. Nilai kalori yang cukup tinggi yaitu dengan kisaran 4104-5354 kkal/kg, maka bio-pellet dari limbah padat sawit berpeluang sebagai sumber energi pembangkit listrik (Marjohan dan Rudianto, 2011).

Gambar 3. Proses pembuatan Bio-Pellet (Marjohan dan Rudianto, 2011)

  

REFERENSI

Surjosatyo, A. dan F. Vidian. 2004. Studi Co-gasifikasi Tandan Kosong dan Tempurung Kelapa Sawit Menggunakan Gasifier Aliran ke Bawah. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses, Jakarta.

Marjohan Sjah Hidajat dan Rudianto Amirta. (2011). Pemanfaatan Limbah Sawit Untuk Bahan Baku Bio-Pellet Sebagai Sumber Energi Terbarukan Yang Ramah Lingkungan. Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 4 (1),67-79.

Comments

Popular posts from this blog

Aspergillus niger sebagai Jamur Fungsional dalam Bidang Pertanian

Pemanfaatan Bulu Babi (Diadema Setosum) sebagai Sumber Pangan

Manfaat Saccharomyces cerevisiae Pada Bidang Peternakan